TEKNIK MEMANCING CUMI

PERTANYAAN MENDASAR SEPUTAR MANCING CUMI

1. Teknik mancing apa yang digunakan untuk menangkap cumi
2. Bagaimana cara memilih umpan capela/udang2an
3. Bagaimana teknik “lempar & gulung” umpan capela
4. Dimana lokasi untuk menangkap cumi
5. Kapan waktu & iklim terbaik untuk mancing cumi
6. Kapan waktu kalender bulan terbaik untuk mancing cumi
7. Tangkap & lepas – apakah cumi akan tetap hidup
8. Bagaimanakah cara terbaik untuk mematikan cumi secara manusiawi
9. Apa beda antara cumi dengan sotong
10. Dimana membeli umpan capela/udang2an
11. Berapa “batas tangkap” untuk cumi

Teknik mancing apa yang digunakan untuk menangkap cumi

Cumi dipancing dengan menggunakan 2 jenis umpan :
– Umpan buatan
– Tusukan cumi

Umpan buatan atau “udang2an“ sering terlihat seperti udang. Kadang2 terlihat seperti ikan kecil. Lihat contoh dibawah.
Gambar

Tusukan cumi sebaliknya agak berbeda. Badan buatan yang seperti udang digantikan dengan sebuah besi/metal panjang sederhana. Ikan mati/hidup ditusukkan masuk kedalam dan dikunci dengan kawat atau senar pancing.

Tusukan cumi (liat dibawah) pada umumnya digunakan secara pasif dibawah sebuah pelampung. Udang2an biasanya dilempar & digulung menggunakan sebuah joran pancing.
Gambar

Mancing cumi menggunakan umpan capela/udang2an merupakan cara yang paling menyenangkan untuk menangkap cumi. Juga lebih praktis karena tidak membutuhkan umpan yang berbau amis ikan.

Bagaimana cara memilih umpan capela/udang2an

Banyak pilihan warna untuk umpan capela yang digunakan, tergantung situasi & kondisi cuaca serta lokasi tempat mancing. Beberapa komentar yang sering terlontar :

“Saya akan menyarankan untuk menggunakan capela kecil warna Pink, ukuran 2.0 adalah favorit saya”. “Pink adalah warna keberuntungan saya tapi paling sering digunakan mincing saat malam. Warna favorit saya berikutnya adalah Oranye” .

“Saya pernah diberitahukan bahwa capela warna Biru dan Hijau adalah warna terbaik yang digunakan saat musim dingin dimana capela warna Pink dan Oranye adalah yang terbaik digunakan saat musim panas (ingat : tidak ada musim dingin di Indonesia. Ini kondisi 4 musim di benua Eropa). Beberapa capela bersinar di kegelapan (Glow In The Dark – GID) dan mereka memiliki penggemarnya sendiri. Saya tidak mempunyai banyak keberuntungan dengan capela GID ini”.

Beberapa capela memiliki mata pancing extra di tengah badannya. Capela “berduri” ini kelihatannya dapat berfungsi dengan baik. Bagaimanapun, Yo-Zuri (pabrikan capela terkenal) berpendapat bahwa “duri“ ini hanya akan menakuti cumi yang tenang dan menghasilkan tingkat penangkapan yang berkurang.

Bagaimana teknik “lempar & gulung” umpan capela

Beberapa komentar dari pemancing cumi :
“Saya suka menggunakan sebuah joran panjang dengan senar pancing ukuran 8-10 pounds. Jika capela anda cukup berat untuk menyelam sampai ke dasar laut kurang dari 10 detik, ikan capela langsung ke senar. Jika capela membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tenggelam (jenis capela yang mengapung), maka gunakan timah pemberat sekitar 1 meter dari ujung senar yang dihubungkan dengan capela“.

“Lempar capela sejauh mungkin dan biarkan tenggelam sebentar. Jika ada cumi kecil di sekitarnya, mereka akan sangat penasaran untuk datang mendekat kepada umpan yang dilempar. Umumnya cumi yang berukuran lebih besar lebih banyak terdapat di lokasi yang lebih dalam“.

“Berikan beberapa sentakan pendek pada capela untuk mendapatkan perhatian dari cumi yang ada di sekitarnya. Jika anda mancing dibawah sorotan lampu yang terang, anda akan dapat melihat cumi mendekati capela. Jika seekor cumi mendekati capela dengan kecepatan tinggi, ini artinya sang cumi “tergila-gila“ dengan capela anda dan kemungkinan besar akan mencengkeram capela. Bersiaplah! Segera setelah anda melihat sang cumi mencengkeram capela, anda harus menggentak secara perlahan agar mata pancing tersangkut kemudian gulunglah reel secara perlahan sampai cumi mendekat ke jaring serok anda. Jangan biarkan senar kendur…. kalau tidak maka anda akan kehilangan cumi buruan! Saya rekomendasikan untuk menggunakan jaring serok karena seringkali cumi hanya terkait pada satu tentakelnya dan secepatnya anda berusaha untuk mengangkat mereka dari atas permukaan air mereka akan lepas dari capela. Saya harus akui walau bagaimanapun, seringkali saya tidak mau repot untuk membawa jaring serok dan hanya mengharapkan yang terbaik/keberuntungan. Untuk cumi yang berukuran sangat besar, saya kadang2 menepikannya dan mengambilnya dengan mencengkeram di bagian belakang kepalanya. Kemudian saya angkat dari atas permukaan air dengan tangan. Cara ini kelihatannya oke tapi hati2 jangan sampai tergigit oleh sang cumi!“

“Semoga sang cumi akan melepaskan tinta hitamnya didalam air tapi anda harus sangat berhati2 menangani cumi karena sepertinya tinta mereka tidak ada habis2nya.“

“Jika cumi tidak tergila-gila dengan capela anda, maka anda harus bekerja lebih extra lagi untuk menangkap mereka! Setelah melempar capela, berikan hentakan pendek beberapa kali lalu gulung senar selambat mungkin. Jika seekor cumi mendekat secara perlahan, anda dapat mencoba beberapa hal berikut :
– Biarkan capela tenggelam secara perlahan sampai cumi mencengkeramnya
– Berikan sebuah hentakan pendek pada capela dan tetap gulung senar secara perlahan

Jika cumi terlihat tidak bernafsu samasekali, anda kadang2 dapat membuat mereka bernafsu/tertarik dengan sebuah gulungan cepat yang berirama. Jika anda dapat membuat cumi mendekati capela secara cepat, maka peluang anda untuk berhasil akan semakin meningkat. Kadangkala gerakan menghentak hanya akan menakuti cumi, maka anda harus memperhatikan sang cumi dengan seksama untuk melihat reaksinya terhadap capela”.

“Seringkali cumi akan mengikuti capela dan menggapainya pada detik2 terakhir saat capela akan diangkat dari atas air. Jika sekelompok cumi mengikuti capela anda, maka peluang anda akan semakin baik karena persaingan ketat diantara mereka akan membuat cumi mencengkeram capela. Saya mendapatkan bahwa kadang2 seekor cumi pemalu akan lebih berupaya untuk mencengkeram sebuah capela jika capela digulung melewati suatu lokasi terang menuju suatu lokasi yang samar/gelap. Hal ini dapat terjadi jika memancing di atas suatu dermaga pada malam hari dibawah lampu penerangan buatan/lampu sorot. Lampu dermaga menerangi air mungkin sekitar 2 meter menjauh dari dermaga. Biasanya, air yang terdapat dibawah tiang dermaga dalam kondisi gelap. Arahkan capela menuju lokasi gelap ini dan seekor cumi pemalu kemungkinan besar akan memutuskan bahwa inilah saat terbaik untuk menyerang capela”.

“Cumi seringkali mengetes capela dengan menyentuhnya secara lembut/perlahan. Mereka sering melakukan ini dengan pertama kali mengejar capela dan berenang mensejajarinya. Mereka sering menggunakan tentakel mereka yang panjang untuk merasakan capela tapi tidak sesungguhnya mencengkeramnya. Saya sering mencoba (dengan tingkat keberhasilan yang kecil) untuk menggentaknya ketika cumi menyentuh capela. Kelihatannya, kalau cumi tidak benar2 “menginginkan” capela anda, maka anda akan frustasi mencoba untuk menangkap cumi pemalu ini”.

Dimana lokasi untuk menangkap cumi

Anda dapat mencobanya di suatu dermaga lokal, dari atas perahu atau dari karang2 pinggir pantai laut. Hindari memancing di lokasi dengan arus yang sangat deras karena cumi biasanya tidak bermain di lokasi seperti ini. Dasar laut harus memiliki gugusan rumput laut atau karang sebagai tempat berlindung cumi. Idealnya air laut harus berwarna cerah/bening, ada sedikit angin (angin darat bukan angin laut) dan kedalaman laut berkisar antara 2-6 meter. Jika mancing di atas dermaga, perhatikan bekas tinta (dari cumi) di lantai dermaga. Bekas tinta ini menunjukkan bahwa anda telah menemukan lokasi yang tepat untuk mancing cumi“.

“Saya lebih suka memancing dari karang pinggir laut karena saya tidak memiliki sebuah perahu. Saya pikir mancing dari atas perahu adalah yang terbaik. Sebuah perahu memberikan anda kesempatan untuk dapat menjangkau lokasi2 sulit dari gugusan karang sehingga akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik. Saya tidak lagi menyukai mancing dari atas dermaga karena terlalu banyak yang mancing sehingga terlalu mengganggu/bising dan saya pikir cuminya lebih pandai/curiga. Cumi yang curiga cenderung mengejar capela tapi tidak mau mencengkeramnya! Kecurigaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh terlalu seringnya dipancing dan ratusan capela yang mereka lihat setiap hari! Saya tidak terlalu yakin. Yang saya tahu, bahwa cumi di lokasi yang lebih sulit untuk menjangkaunya akan lebih agresif dan lebih mudah untuk ditangkap“.

Kapan waktu & iklim terbaik untuk mancing cumi

Menurut Yo-Zuri, waktu terbaik untuk mancing cumi adalah saat pagi hari ( jam 6.00 – 9.00) dan menjelang malam (jam 18.00 – 21.00). “Saya sudah pernah mendapatkan hasil perolehan cumi terbaik dan terbesar pada pagi hari. Tapi saya biasanya malas dan hanya mancing cumi saat siang hari. Usahakan untuk mencapai lokasi saat matahari terbit dan mancing selama dua atau tiga jam jika anda tidak semalas saya!” Di karang2 tempat saya, cumi baru akan datang sekitar 20 menit sebelum gelap”.

Jika anda mancing di lokasi dengan lampu penerangan buatan seperti dermaga atau pelabuhan, maka anda harus mancing sepanjang malam! Cumi akan tertarik dengan sinar lampu yang terang. Mancinglah pada lokasi dermaga yang paling terang.

Waktu terbaik adalah pada musim semi dan musim panas (catatan : hanya untuk di Eropa yang terdapat 4 musim).“ Saya mendapatkan bahwa cumi cenderung kurang aktif jika kondisi terlalu dingin“.

“Kelihatannya mancing saat pasang tinggi adalah waktu yang paling produktif. Walaupun secara pribadi saya percaya bahwa kondisi cuaca dan kualitas air pada saat kita mancing adalah lebih penting dari pada teori pasang surut yang ada“.

Kapan waktu kalender bulan terbaik untuk mancing cumi

Apakah kalender bulan berpengaruh? Menurut nelayan komersil yang berburu cumi jarum/sotong, mereka mendapatkan hasil terbaik sekitar awal bulan (bulan baru). Cumi akan lebih mudah tertarik dengan cahaya lampu yang terang dari perahu pancing jika tidak ada bulan yang akan menarik perhatian mereka. Langit mendung cenderung menghalangi cahaya bulan dan ini juga dapat membantu meningkatkan frekuensi penangkapan.

Tangkap & lepas – apakah cumi akan tetap hidup

Jika anda secepatnya melepaskan cumi yang tidak diinginkan dan mengurangi waktu penanganannya (kurang dari 30 detik) maka cumi akan memiliki kesempatan untuk hidup yang lebih besar.

Bagaimanakah cara terbaik untuk mematikan cumi secara manusiawi

Cara terbaik untuk membinasakan seekor cumi salah satunya adalah dengan teknik “anastesi air dingin”. Setelah cumi diperoleh langsung masukkan kedalam tempat yang berisi es/air es sehingga sel sarafnya akan beku terlebih dahulu sebelum akhirnya cumi mati secara perlahan2.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan alat yang khusus dibuat untuk membunuh cumi dengan cepat dan manusiawi (lihat foto terlampir).
Gambar

Caranya adalah dengan memasukkan ujung alat tersebut kedalam mulut cumi sekitar 4-5 cm lalu putar alatnya kekiri atau kekanan. Ini akan mematikan cumi dengan cepat.

Alat lain yang dapat digunakan adalah seperti terlampir termasuk cara penggunaannya.
Gambar
Gambar

Apa beda antara cumi dengan sotong

Cumi/Semampar/Cumi Karang/Cumi Batu/Thorax (Cuttlefish)
Gambar

Sotong/Cumi Jarum/Giant Humboldt (Calamari)
Gambar

Dimana membeli umpan capela/udang2an

Capela dapat diperoleh di hampir semua toko pancing yang ada khususnya yang menjual peralatan pancing laut. Harganya bervariasi tergantung kualitasnya (ketahanan terhadap karat, keseimbangan horizontal dll) juga tergantung kepada penampilan fisik capela bagi pemancing. Capela dapat juga diperoleh melalui media online/internet seperti eBay, dll.

Berapa “batas tangkap” untuk cumi

Batas tangkap (bag limit) dan ukuran tangkap (size limit) biasanya berubah2 tergantung situasi dan kondisi wilayah setempat.

Batas Tangkap di Amerika :
Washington State – http://wdfw.wa.gov” .” .” .” .” .
Rhode Island – http://www.dem.ri.gov” .” .” .” .” .
California – http://www.dfg.ca.gov” .” .” .” .” .

Batas Tangkap di Australia :
Gambar

Batas Tangkap di Indonesia : TIDAK ADA….!!!

Batam, 17 Januari 2009
Ichang – Rafac Batam

(Disarikan dari squidfish.net – Australia)

Dipublikasi di Tak Berkategori | Meninggalkan komentar

TEKNIK RANGKAIAN KAIL PANCING

Cara membuat rangkaian pancing :

1.Sediakan kenur leader (pengikat kail) sekitar 50 cm dan kili-kili, masukkan ujung kenur dua kali (2x), sisi yang berujung pendek +/- 15 cm. (gambar “a”).

2.Dengan sisi yang panjang, lilitkan sebanyak 10x (b) masukkan ujungnya ke celah tekukan kenur. Tahan sisi pendek tarik sisi panjang sampai mengetat (c).

3.Simpulkan kedua ujungnya secara renggang +/- 20 lilitan simpul (d). Buat celah di tengah lilitan simpul tadi, lalu masukkan mulai dari kili-kilinya hingga rapat di batas ikatan pertama yang mengetat (e).

4.Tarik perlahan-lahan kedua ujungnya, bantu meratakan dengan jari sampai ketat (f). Sampai di sini berarti telah dapat dihasilkan rangkai pancing 2 cabang.

5.Untuk membuat 3 cabang dst. Ambil bagian kenur yang panjang, tekuk kenur simpulkan 3~5x (g), atur jarak ikatan ini dengan kili-kili ini lebih pendek dari sisi yang satunya. Ketatkan simpul tersebut, potong rata hingga seperti gambar (h).

6.Ulangi menyimpul renggang 20 lilitan seperti pada (d) tadi dan masukkan ke celah lilitan mulai dari kili-kili hingga batas ikatan mengetat yang kedua (i).

7.Tarik kedua ujung perlahan-lahan, ratakan hasil ikatan yang mengetat bila perlu bantu dengan jari. Hingga akhirnya terbuatlah rangkaian 3 cabang (j).

8.Untuk membuat 4, 5 cabang dst., gunakan kenur leader lebih panjang lagi dan pada saat membuat simpul seperti gambar (g) potonglah kenur hingga menghasilkan sisi pendek kira-kira 15 cm dan sisanya menjadi sisi yang panjang untuk membuat cabang selanjutnya.

Cara mengikat kail :

I. Tekuk kenur pengikat kail, satukan dengan mata kailnya dan pegang dengan ibu jari dan telunjuk kiri.
II Buat lilitan hingga batang kail dan tekukan kenur masuk ke dalam lilitan.
III Lilitan untuk leader yang agak besar cukup 5 lilitan, semakin kecil ukuran leader semakin banyak jumlah lilitannya.
IIII Tarik ujung dan pangkal kenur hingga mengetat.
Periksa apakah ikatan yang mengetat tadi masih dapat meloloskan kenur, bila masih sebaiknya ulangi lagi. Maksimalkan kekuatan ikatan dengan meneteskan power glue.
Kenur yang dipakai membuat rangkaian sebaiknya menggunakan kenur khusus leader atau untuk mengikat kail, biasanya warnanya hitam, agar tidak mudah melintir.
Diameter kenur sesuaikan dengan kebutuhan dan nomor kail. Kail kecil dengan kenur yang kecil atau sebaliknya.
(taken from site “Mancing Ikan Mas Galatama“)

Dipublikasi di Tak Berkategori | Meninggalkan komentar

TEKNIK MEMANCING

Casting (teknik mengilat) adalah satu kaedah memancing dengan membuat lontaran umpan atau gewang ke sasaran kemudian mengarau kembali tanpa perlu menunggu umpan jatuh ke dasar atau diragut ikan.
Umpan yang digunakan untuk mengilat adalah seperti ikan, udang dan jenis serangga/haiwan. Umpan tiruan adalah replika gewang dan sesudu (spoon).
Ikan biasanya menerkam umpan atau gewang yang dilontar ketika proses mengarau. Teknik ini sesuai untuk aktiviti siang hari atau di kawasan terang. Jika mengilat sebelah malam, gunakan replika lut sinar.

Popping – Teknik ini lebih mirip seperti casting. Bezanya ialah penggunaan replika umpan tiruan yang berbeza. Teknik ini menggunakan ‘popper’ yang pelbagai bentuk dan jenis. Popper akan menghasilkan bunyi ‘poop’ ketika proses mengarau selepas lontaran.
Karauan untuk aktiviti popping lebih pantas berbanding casting supaya popper yang dikarau akan melanggar ombak/ permukaan air lalu mengeluarkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan ini pula akan menarik perhatian ikan yang berkeliaran di kawasan berhampiran. Teknik ini boleh dilakukan siang atau malam.
Teknik ini banyak meniru pergerakan ikan terbang di permukaan air.

Jigging – Teknik ini mengilat secara mengujun (henjut) menggunakan umpan tiruan yang di panggil ‘jig’. Jig biasanya diperbuat daripada kepingan timah/objek berat kemudian dibentuk seperti ikan dan dicat dengan warna garang dan terang yang luminous atau lutsinar.
Teknik ini memerlukan ketekunan dan stamina tinggi kerana pemancing perlu beraksi sepanjang masa bagi mengunjun jig supaya ia menjadi efektif. Jig akan dihulurkan ke dasar kemudian dikarau kembali dengan kepantasan yang tinggi sambil mengujun joran berselang seli ketika proses karauan laju. Teknik yang menjadi kegilaan masa kini boleh dilakukan sama ada siang dan malam.

Bottom fishing – (pancing dasar) berkait rapat dengan teknik memancing menggunakan umpan dengan kaedah tradisional. Umpan perlu dilabuhkan ke dasar dengan sasaran tertumpu kepada spesies ikan dasar. Boleh dipraktikkan di kolam, sungai, tasik dan laut mengikut keadaan semasa. Sesuai dilakukan siang dan malam.

Drifting – (menghanyut) umpan terutama umpan hidup. Ia perlu dilepaskan ke sasaran tanpa menggunakan ladung. Pelampung dan belon sering digunakan. Ia sesuai di perairan yang berarus sederhana dan berangin. Boleh dilakukan siang dan malam.

Trolling – (menunda) umpan ikan, sotong mahupun gewang. Tundaan ini pada kelajuan perlahan antara 5 hingga 10 batu nautika sejam bergantung kepada jenis gewang yang digunakan. Perlu diketahui, ada gewang yang tidak boleh beraksi pada kelajuan tinggi dan sebaliknya. Lebih popular dilakukan siang hari.

Dipublikasi di Tak Berkategori | Meninggalkan komentar

KOTA BANDA ACEH

Dari Wikipedia

Letak Kota Banda Aceh di Aceh
Letak Kota Banda Aceh di Indonesia
Koordinat: 5°33′N 95°19′E / 5.55°LU 95.317°BT / 5.55; 95.317
Negara Indonesia
Provinsi Aceh
Hari jadi 22 April 1205
Pemerintahan
– Walikota Ir. Mawardi Nurdin, M.Eng.
Luas
– Total 61,36 km2
Populasi (2009)
– Total 212.124
– Kepadatan 3.457/km²
Kecamatan 9
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode area telepon +62 651
Situs web http://www.bandaacehkota.go.id

Kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota Aceh, Indonesia. Dahulu kota ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Sejarah
Kota yang telah berumur 802 tahun ini – berdasarkan Peraturan Daerah Aceh Nomor 5 Tahun 1988, tanggal 22 April 1205 ditetapkan sebagai tanggal keberadaan kota tersebut. Cheng Ho pernah singgah di Banda Aceh dalam ekspedisi pertamanya setelah singgah di Palembang.
Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Indonesia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini. Hingga kini belum diketahui berapa jumlah pasti penduduk Banda Aceh pasca tsunami.

Geografi
Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16′ 15″ – 05° 36′ 16″ Lintang Utara dan 95° 16′ 15″ – 95° 22′ 35″ Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut.
[sunting] Batas wilayah
Utara Selat Malaka
Selatan Kabupaten Aceh Besar
Barat Samudra Hindia
Timur Kabupaten Aceh Besar

Ekonomi
Pada 2001, Dana Alokasi Umum untuk Banda Aceh adalah sebesar Rp. 137,95 miliar.

Pemerintahan

Kota Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan, 17 Mukim, 70 Desa dan 20 Kelurahan. Walikota Banda Aceh yang sekarang adalah Mawardi Nurdin.[2] Ia terpilih dalam Pilkada pada 11 Desember 2006, yang berpasangan dengan Illiza Saaduddin Djamal (politisi Partai Persatuan Pembangunan). Sebelumnya, Mawardi yang merupakan Kepala Dinas Perkotaan dan Permukiman Kota Banda Aceh, juga pernah menjabat sebagai Pejabat Sementara (PjS) Walikota Banda Aceh yang dilantik Wakil Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Azwar Abubakar pada 8 Februari 2005. Pelantikan itu sesuai dengan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.21/52/2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Walikota Banda Aceh. Mawardi Nurdin menjabat sebagai Walikota Banda Aceh setelah walikota sebelumnya Syarifudin Latief dipastikan meninggal dunia akibat bencana tsunami. Dalam surat keputusan itu juga disebutkan masa menjabat sebagai PjS Walikota Banda Aceh paling lama enam bulan sejak pelantikan.

Kecamatan
Semula hanya ada 4 kecamatan di Kota Banda Aceh yaitu Meuraksa, Baiturrahman, Kuta Alam dan Syiah Kuala. Kemudian berkembang menjadi 9 kecamatan yaitu:

1. Baiturrahman
2. Banda Raya
3. Jaya Baru
4. Kuta Alam
5. Kuta Raja
6. Lueng Bata
7. Meuraksa
8. Syiah Kuala
9. Ulee Kareng

Dipublikasi di Tak Berkategori | Tag | Meninggalkan komentar